Header Ads

Cerume 03

 Media dibuat oleh meta.ai

 pembakaran lahan
Cerume 03, artinya Cerita Be Ume ketiga. Proses pembuatan ladang padi darat (padi gogo) melibatkan beberapa tahapan penting, mulai dari persiapan lahan, pemilihan benih, pe -nanaman, perawatan, hingga panen. Lahan kering perlu diolah dengan baik agar padi dapat tumbuh optimal.
 
Ada tahapan utama be ume : setelah Menebang dilanjutkan Membakar. 

meNunu Hebe

Apakah nunu hebe itu?

Nunu hebe adalah suatu proses pembakaran batang kayu-kayu, dahan, ranting dan daun pohon pada areal peladangan padi darat. Proses pembakaran di areal peladangan, masyarakat Lubai menyebutnya 'nunu hebe'. Berapa orang diperlukan untuk nunu hebe? Biasanya membakar ladang ini juga melibatkan banyak orang setidaknya belasan orang. Pada kegiatan nunu hebe biasa peladang, dibantu oleh anggota keluarganya. Menunu hebe merupakan tahap ke-enam kegiatan 'be ume talang'

Kapan pelaksanaan nunu hebe?

Waktu yang tepat untuk nunu hebe, biasanya pada sore hari menjelang Magrib. Saat menjelang Maghrib, biasanya ya angin tidak bertiup dengan kencang. Berapa orang diperlukan untuk nunu hebe? Biasanya membakar ladang ini juga melibatkan banyak orang setidaknya belasan orang.

Setelah Hebe atau lahan yang sudah kering dibakar, membakar disini tidak seperti membakar sampah tetapi dibuatkan jalur api. Nunu hebe atau pembakaran peladangan dilakukan sore hari sekitar pukul 16.30 WIB disaat angin tidak kencang dan cuaca tidak terlalu panas.

Bagaimana cara nunu hebe?

Adapun cara membakarnya adalah dengan cara mengelilingi area ladang tersebut. Api harus dihidupkan hampir serentak di sisinya, tujuannya adalah agar nanti apinya akan bertemu di tengah. Tinggi api ketika bertemu jadi satu nanti bisa jadi setinggi gedung tingkat 2 atau lebih. Bayangkan dengan nyala sebesar itu mengarah ke sisi tertentu. Selama proses membakar, api perlahan mulai berjalan ke tengah sementara kita mengontrol api dari kekas yang telah dibuat sebelumnya. 

Kita hanya mengawasi jangan sampai api mulai membakar kekas apalagi melewatinya. Makanya pen ting untuk benar-benar membersihkan jalur ini dan pertimbangan lebarnya sebab mungkin saja ada bunga-bunga api yang terbang melewatinya. Oleh karena itu, di tepi "kekas" biasanya segera di semprot atau disiram dengan air. Tidak jarang ranting pohon segar dan banyak daunnya dijadikan sebagai media memadamkan api di pinggir kekas itu.

Berapa lama nunu hebe?

Biasanya proses membakar ini sendiri memakan waktu 2 jam atau lebih. Setelah api mulai mengecil, selain pemilik ladang, bisa saja pulang sementara pemilik lahan masih tinggal dan berkeliling untuk mengontrol apakah ada api yang mencoba melewati kekas. Dan biasanya baru pulang ketika api mulai berangsur-angsur padam, kira-kira jam 10-an malam.

Apakah makanan disaat nunu hebe?

Kegiatan nunu hebe merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan, dikarenakan pemilik lahan ladang akan mentraktir tamu-tamunya dengan masakan khas Lubai yaitu kince. Kince adalah beras ketan dimasak lalu dicampurkan dengan kuah buah durian. Amboi...! Lemak nian rasonyo. Ilok deke jamak'an hase kince...! Kata sanak saudara si peladang yang membantu kegiatan nunu hebe.

Memandok Ume

Setelah tahap membakar selesai selanjutnya memandok. Memandok adalah kegiatan mengumpulkan ranting - ranting yang tidak dibakar api, sehingga ladang menjadi bersih. Hal ini bertujuan memudahkan dalam proses penugalan. Kayu atau ranting yang dikumpulkan dinamakan pandok'an, pandok'an ini nantinya dibakar. Tanah bekas tempat pandok'an ini, biasanya akan ditanam bibit sayur - sayuran ladang. Mandok ume merupakan tahap ke-tujuh kegiatan 'be ume talang'

Aku masih terkesan sampai saat menulis cerita ini, ketika aku diajak ayahanda kami membakar sisa pembakaran ladang. Sisa pembakaran ladang terdiri dari kayu-kayu kecil berdiameter 5 centi meter dikumpulkan selanjutnya dibakar. Pekerjaan ini dinamakan 'manduk' dilaksanakan pada malam hari.

"Mandok" artinya membersihkan sisa-sisa pembakaran, seperti "hebe" atau ada tempat yang tidak terbakar. Sisa-sisa "hebe' tersebut dikumpulkan jadi satu, dibuat seperti api unggun dan dibakar.

Sungguh asik melihatnya, apalagi dibakar pada malam hari. Mengapa harus malam hari kami melakukannya pembakaran pandok'an? Kata ayahanda kami, agar kita tidak terlalu merasakan panas. Kalau siang hari akan terasa panas dari sengatan sinar matahari dan dari api pembakaran sisa 'hebe'

Kalau "tunu masak", artinya saat pembakaran ladang habis hangus terbakar, bahkan terbakarnya sangat hangus disebut "nunu masak". Proses manduk hanya sebentar saja. satu hari atau dua hari sudah selesai, atau bahkan tidak perlu manduk sama sekali. 

Tapi kalau "tunu tidak masak", bahkan hampir tidak terbakar sama sekali disebut "tunuan matah", maka proses manduk akan sangat lama dan menghabiskan banyak tenaga. Selesai mandok ume, maka proses pembersihan peladangan selesai. Tahap selanjutnya adalah nugal.

Demikian cerita be ume ketiga ini. Mari kita jadikan pengalaman persiapan berladang ini, sebagai inspi rasi kehidupan. Semoga ladang ini tetap lestari dan menjadi bagian penting dari identitas kita. 

Tahap Pembersihan lahan seleasi, dilanjutkan Penugalan...!

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.