Header Ads

Cermin 01

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
السلام عليكم
JERIGEN
Kegiatan musik yang disajikan dengan suara manusia disebut musik vokal. Musik vokal adalah musik yang bersumber dari suara manusia, bisa dinyanyikan oleh seorang penyanyi atau sekelompok orang dengan atau tanpa iringan musik. Untuk menjadi vokalis yang handal, perlu pengetahuan tentang teknik vokal yang baik dan benar.
 
Cerita ini diawali dengan kepergian ayahanda kami Muhammad Ibrahim bin Haji Hasan pergi merantau ke Provinsi Lampung, pada awal tahun 1970-an. Penulis saat itu masih kelas III Sekolah Dasar Negeri Baru Lubai, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

Semenjak kepergian ayah kami pergi merantau, penulis merasa kesepian. Untuk menghilangkan rasa kesepian ini penulis terinpirasi untuk membentuk sebuah kelompok musikorkes-orkesan. Mengapa dinamakan kelompok orkes-orkesan? Dikarenakan kami bermain musik, bukan menggunakan alat musik yang sesungguhnya. Melainkan kami bermain musik/orkes-orkesan hanya menggunakan benda-benda yang suaranya dijadikan menyerupai suara alat musik sesungguhnya.

Tempat kami bermain musik didepan rumah keluarga kami yang terletak di desa Baru Lubai (Jiwa Baru) Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Setiap malam mulai pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB kami selalu bermain orkesan. Lagu lagu yang nyanyikan adalah lagu dangdut yang lagi populer pada tahun 1970 seperti lagu Kebina Ria, Untukmu, Rindu Bayangan dan sebagainya.

Susunan personal Orkesan Lubai Nada sebagai berikut :
  • Amrullah Ibrahim - pemain Gendang (Derigen plastik)
  • Muhammad Hoyin - pemain Akordion (Suara mulut)
  • Jon Abul pemain - Gitar Ritem (Suara mulut)
  • Mustakim pemain - Gitar Melodi (Suara mulut)
  • Muhammad Hafiz - pemain Gitar Bass (Suara mulut)
  • Yonadi Tambourine/Kecrek (Kaleng Sardinces di isi Kelereng)
  • Isiqomah (Penyanyi)
  • Nirda (Penyanyi)
  • Hilyamah (Penyanyi)
  • Zuryanah (Penyanyi) 
Dikarenkan usia kami yang masih belia, ketika kami bermain orkesan ini belum mengerti apa makna bermain musik sesungguhnya. Kami hanya bermain secara otodidak saja, mengikuti irama lagu Dangdut yang kami dengar. Biasanya kami mendengarkan musik Dangdut melalui piringan hitam maupun saat kami menonton pertunjukan musik Dangdut secara langsung pada saat ada pesta pernikah an di desa Baru Lubai, Kecamatana Prabumulih - Muara Enim. Saat itu biduanita yang populer jika ada pertunjukkan musik Dangdut didesaku yaitu Siti Norhaliyah.

Penulis sebagai pemimpin kelompok Orkesan ini, saat itu tidak mengerti bahwa bermain musik harus merupakan ungkapan isi hati manusia dalam bentuk melodi, ritme, harmoni yang dapat dinikmati melalui pendengaran. Saat kami bermain Orkesan atau musik hanya menirukan suara dari alat musik yang sesungguhnya. Dan kami selalu menyesuaikan dengan iramanya lagunya, misalnya sebuah lagu : Rindu Bayangan liriknya sebagai berikut :

Tiada seorangpun tau
Betapa hatiku selalu merindu
Rindukan bayangan wajahmu...
Setahun kini telah berlalu

Wajahmu tak lagi sejenak kujumpa
Hilangkan harapanku musnah...

Reff

Hancurlah segala harapanku
Mencapai mahligai kencana
Mungkin ini takdir yang kuasa
Yang harus aku terima...
 

Demikian, cerita bermain musik atau orkes-orkesan.

Salam interaksi. 

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.