Cerper 02
Rute pertama : Baru Lubai - Pagar Gunung
Ketika selesai sholat Maghrib di desa Baru Lubai, kami bedua berjalan kaki menuju stasiun Kereta Api Pagar Gunung menuju Prabumulih, pukul 19.00 WIB. Hati senang walaupun berjalan kaki ditengah perkebuan karet, dipenuhi oleh semak belukar. Terbentang sepanjang perjalanan kaki, sebagian kebun karet, sebagian hutan belakar, sebagian perdu-perdu nan indah. Seakan alam menjadi saksi ssat itu, bahwa hidup itu harus berjuang. Tanpa menghitung berapa langkah kaki, akhirnya kami pun telah sampai di stasiun kereta api Pagar Gunung.
Rute kedua : Pagar Gunung - Prabumulih.
Oleh karena perjalananan masih perlu, dilanjutkan kembali dari Stasiun Pagar Gunung menuju di Prabumulih, dengan menaiki kereta api Lamsam atau Lambat Sampai. Kamipun beristirahat menunggu kedatangan kereta api yang akan kami naiki. Tepat pukul 21.00 WIB, kereta api telah tiba, beberapa lama saat berhenti menunggu penumpang yang turun dan naik. Kereta api segera berangkat, hatipun senang dikarenakan akan segera sampai kerumah paman.
Dan tiba di Prabumulih, hari telah larut malam. Dari Stasiun Kereta Api Prabumulih menuju rumah kediaman Paman Muhmmad Haris, kami berjalan kaki. Menelusuri jalan yang beraspal, seakan menyapa kami. Sampai dirumah paman, tanpa disadari badan terasa capek dan letih. Setelah beristirahat sejenak, lansung mandi dan makan malam akhirnya kami tertidur.
Kembali keperantuan
Tanggal 14 Juni 1972, Hari Rabu
Perjalanan dari kota Prabumulih ke Tanjungkarang, tepat pukul 16.30 WIB, kami telah sampai di Stasiun Tanjungkarang. Perjalanan pergi merantau, belum berhenti disini.
Rute ke empat : Tanjung Karang - Talang Padang.
Dan perjalanan dilanjutkan kembali, berangkat dari Tanjungkarang menuju Talang Padang Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pukul 17.30 WIB kami berangkat naik Angkutan umum. Perjalanan dari Tanjungkarang menuju Talang Padang memerlukan waktu 2 jam 30 menit. Dikarenakan saat itu kondisi jalan, masih belum mulus seperti kondisi saat ini. Waktu itu angkutan umumpun, belum banyak, sehingga penumpang berebut naik angkutan umum.
Menginap di Talang Padang
Tiba di Talang Padang, pukul 20.00 WIB, untuk meneruskan perjalanan menuju desa Air Naningan kata Ayahanda penulis tidak ada lagi Angkutan umum yang menuju kesana. Saat itu penginapan belum tersedia, ayah kami berusaha mencari tempat bermalam. Sebagai seorang pernah berjuang membela kemerdekaan R.I. dengan nomor induk :33 dan komandanya adalah bapak Kolonel Sjanoebi Sjaid. Setelah mencari tempat menumpang menginap tidak ada, ayahanda kami menghubungi petugas jaga Koramil Talang Padang, dengan menunjuk identitas diri dan selembar kertas sewaktu beliau ikut berjuang tahun 1945 yang ditanda tangani oleh Sertu Sjarnoebi Sjaid, kamipun di izinkan untuk menginap disana bahkan disediakan sebuah kamar yang besar. Pengalaman ini cukup berkesan bagi saya, atas kebaikan hati petugas keamanan setempat.
Tanggal 15 Juni 1972, Hari Kamis
Rute kelima : Talang Padang - Air Naningan.
Perjalanan dilanjutkan kembali, berangkat dari Talang Padang menuju desa Air Naningan, tepat pukul 08.30 WIB, angkutan umum yang kami naik segera bergerak. Setelah menempuh waktu beberapa lama perjalanan yang cukup menantang saat iu, dan kendaraan membawa berjalan lancar walaupun kondisi jalan cukup memprihatinkan, tibalah kami di desa Air Naningan, menjelang pukul 11.00WIB. Perjalanan belum berhenti, masih dilanjutkan menuju areal perkebunan kopi keluarga kami, dengan jalan setapak, yang terletak di daerah bagian hulu sungai sekampung dan permukimannya dinamakan Sekampung Kuning.
Demikian, semoga bermanfaat.
Salam interaksi.
Kata kunci : Cerper - Cerita pergi merantau
Post a Comment