Header Ads

Cerper 05


Stasiun kereta api "Blambangan Umpu"
 
Cerita pergi merantau ke lima, merupakan cerita tentang pengalaman saya seorang anak desa Jiwa Baru - Lubai  yang tinggal jauh dari kampung halaman, bekerja di instansi pemerintah pusat, ditempatkan pada kota Bandar Lampung. 
 
Maksudnya dibuat cerita ini, untuk berbagi  pengalaman, inspirasi dan informasi dengan sanak saudara, teman pecinta dunia maya dimanapun berada. 

Tanggal 25 September 1987, hari minggu

Rute pertama desa Kurungan jiwa - Prabumulih. 

Kembali keperantauan. Berangkat dari desa Kurungan Jiwa, pukul 08.30 WIB kami berangkat menggunakan Angkutan umum sebuah Bus milik Fantazir. Rutenye melalui desa Gunung Raja, Kayu Ara sehingga sampai ke Prabumulih. Tiba di Prabumulih pukul 10.30 WIB, kami langsung menuju Stasiun Kereta api Prabumulih. 

Rute kedua Prabumulih - Tanjung Karang

Perjalanan pergi merantau rute kedua, kami menggunakan layanan Kereta Api Fajar kelas Bisnis, pukul 11.00 WIB kereta api berangkat dari Stasiun Prabumulih menuju Satsiun Tanjungkarang. Sesungguh nya naik kereta api bagi saya merasa nyaman. Dikarenakan dalam pemikiran saya, kemungkinan kecelakaan sangat kecil, jika dibanding naik angkutan umum atau kendaraan roda empat.

Apabila saya amati dengan seksama, setiap naik kereta api, tentu ada ceritanya. Misalkan saja, suara kereta api sangat khas dan bisa beragam tergantung pada jenis kereta, kecepatan, dan kondisi saat itu. Secara umum, suara kereta api mencakup deru mesin, bunyi klik-klak roda di rel, desisan rem saat melambat, dan peluit kereta api. Selain itu, ada juga suara-suara lain seperti denting, derit, dan desisan saat kereta berhenti.

Deru mesin: Suara ini berasal dari mesin lokomotif, terutama saat kereta berakselerasi atau berjalan dengan kecepatan tinggi.

Bunyi klik-klak roda: Suara ini terjadi ketika roda kereta api melewati sambungan rel. Celah pada sam bungan rel memungkinkan terjadinya pemuaian termal, sehingga menghasilkan bunyi ini.

Desisan rem: Saat kereta api melambat dan berhenti, rem akan mengeluarkan bunyi desisan.

Peluit kereta api: Peluit digunakan sebagai tanda peringatan, baik saat kereta akan berangkat, men -dekati stasiun, atau dalam situasi darurat.

Suara gemuruh: Saat kereta api melaju dengan kencang, terutama saat mendekat, akan terdengar suara gemuruh.

Suara lonceng: Beberapa lokomotif, terutama yang lebih tua, memiliki lonceng yang dibunyikan saat kereta berjalan pelan, terutama saat akan berhenti di stasiun.

Berikut stasiun-stasiun yang dilewasi pergi merantau : 

  • Stasiun Prabumulih: 10.00 WIB
  • Stasiun Pagar Gunung: 10.42 WIB
  • Stasiun Peninjawan: 11.07 WIB
  • Stasiun Baturaja: 11.58 WIB
  • Stasiun Martapura: 12.54 WIB
  • Stasiun Way Tuba: 13.15 WIB
  • Stasiun Blambangan Umpu: 13.43 WIB
  • Stasiun Negeri Agung: 14.05 WIB
  • Stasiun Tulung Buyut: 14.26 WIB
  • Stasiun Negara Ratu: 14.39 WIB
  • Stasiun Ketapang: 14.55 WIB
  • Stasiun Kotabumi: 15.27 WIB
  • Stasiun Sulusuban: 15.54 WIB
  • Stasiun Haji Pemanggilan: 16.03 WIB
  • Stasiun Bekri: 16.14 WIB
  • Stasiun Tegineneng: 16.32 WIB
  • Stasiun Rejosari: 16.47 WIB
  • Stasiun Labuan Ratu: 17.17 WIB
  • Stasiun Tanjungkarang: 17.25 WIB

Setelah melewati stasiun Labuhan Ratu, biasa sebagian penumpang bersiap-siap menurun kan barang bawaan ke dekat tempat duduk. Hal ini dilakukan dikarenakan, tidak lama kereta api akan tiba di stasiun Tanjung Karang.

Cerita pergi merantau ke lima, menaiki kereta api tidak ada momen yang membuat kami tertawa karena lucu, atau momen membuat kami cemberut dikarenakan kesal. Semua momen yang kami lalui, terasa nyaman-nyaman saja. 
 
Semoga cerita ini sedikit bermanfaat, kenapa saya hanya sedikit manfaat. Dikarenakan kata-kata dalam cerita ini, tidak ada yang dijadikan pembejaran. 
 
Demikian, sampai jumpa.
 
Salam interaksi. 





Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.