Header Ads

Cerper 08

 Keterangan foto tidak tersedia.

Dari perantauan ini, saya belajar banyak tentang arti kehidupan, tentang kekuatan diri sen diri, dan tentang betapa berharganya keluarga dan kampung halaman. Semoga cerita ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang pengalaman merantau. Jangan pernah menyerah pada mimpi, dan selalu ingat untuk tidak melupakan akar. 

Cerper atau cerita pergi merantau. Jika pulang kampung, maka akan ada kembali ke tanah perantauan. Setiap momen ada cerita dan setiap ada momen-nya. Mari ikuti cerita ini, dengan santai, sambil duduk dilantai, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah Ta'ala.

Setelah menghabiskan waktu 2 hari di kampung halaman desa Jiwa Baru - Lubai, akhirnya tiba saatnya untuk kembali ke kota. Perasaan campur aduk menyelimuti hati, kok bisa ya. Ada keharuan berpisah dengan sanak keluarga, tapi juga semangat untuk kembali bekerja dan mengejar mimpi di kota. 
 
Perjalanan pergi merantau ke delapan, dengan menumpang kendaraan roda empat dikemudikan oleh teman kami Zikriadi. Pemandangan kebun sawit yang hijau perlahan berganti dengan kebun karet. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki cerita pulang kampung yang berbeda-beda, namun perasaan rindu dan kenangan indah di kampung biasanya menjadi benang merah yang menghubungkan semua cerita tersebut

Kami berpamitan kepada kedua mempelai dan keluarga, untuk kembali keperantauan kota Bandar Lampung, pukul 13.00 WIB. Kendaraan melaju dengan kecepatan rata-rata 70 kilometer perjam, kondisi jalan mulus sehingga kendaraan yang kami tumpangi berjalan lancar. 

Beberapa desa dan kota kami lewati rute jalan lintas Sumatera :

  • Pagara Gunung, 
  • Beringin, 
  • Aur, 
  • Karang Agung, 
  • Lecah, 
  • Lubuk Batang, 
  • kota Baturaja, 
  • Martapura, 
  • Padangratu, 
  • Bukit Kemuning, 
  • Kotabumi, 
  • Gunung Sugih, 
  • Bandar Jaya, Natar
  • Tugu Raden Intan tepat pukul 20.00 WIB. 
Tiba kembali dirumah, pukul 20.20 WIB. Ada cerita penting yang ingin kami bagikan adalah momen perjalanan pergi merantau kedelapan ini merupatakan. Suatu perjalanan yang melelahkan fisik, namun sungguh menyenangkan hati.

Itulah sedikit cerita dari kami pergi ke tanah perantauan. Banyak hal yang ingin diceritakan, namun mungkin tidak cukup untuk menulisnya di sini. Semoga cerita ini bisa sedikit menghibur dan memberi kan semangat. Sampai jumpa di lain waktu!

Salam interaksi. 

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.