Cerewet 02
Kebun Serai di Bukit Jehing
Kebun serai wangi adalah area perkebunan yang ditanami tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus), yang dikenal menghasilkan minyak atsiri dari daunnya. Tanaman ini banyak dibudidayakan karena nilai ekonominya, terutama sebagai bahan baku minyak serai wangi yang digunakan dalam berbagai produk seperti minyak telon, sabun, dan pengusir nyamuk.
Setelah kebakaran kebun karet milik
keluarga kami di Bukit Jehing, ayahanda kami bekerja sama dengan wak
Haji Abdul Qohar dari desa Pagar Gunung membuat kebun serai wangi. Luas
areal kebun serai sama dengan luas kebun karet yaitu 70 hektar area.
Berdasarkan penuturan ayahanda kami, bahwa jenis serai yang ditanam
didalam bahasa Lubai 'Sehai Jambi'.
Isitilah ayahanda kami, mereka berdua berkongsi. Ayahanda kami memilik
pertanian 100 hektar area dan wak Haji Abdul Qohar sebagai pemodal
istilah kerennya 'investor'. Usaha ini dinamakan Usaha Tani Luhur
disingkat "UTL' dan mereka berniat akan membuat suatu badan hukum usaha
yaitu Firma Tani Luhur. Dengan maksud nama usaha akan menjadi petani
yang sukses dan mulia.
Setelah penulis mencari referensi yang dimaksud dengan Sehai Jambi dalam bahasa Lubai, dalam bahasa Indonesia Serai Wangi. Nama Umum, Indonesia: Serai wangi, sereh wangi, Inggris: Citronella grass, nardus grass, Melayu: Rumput citronella, Vietnam: Cu sa, Thailand: Ta khrai hom, Cina: Ya xiang mao, Jepang: Kou suigaya. Klasifikasi Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Poales Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus: Cymbopogon Spesies: Cymbopogon nardus L. Rendle.
Dari persiap membuka lahan, dilanjutkan mencari bibit, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan berjalan lancar. Semua perecanaan ayahanda kami berjalan sesuai target dan sasaran. Didukung dengan pengetahuan ayahanda kami bagaimana cara mendelagikan pekerjaan kepada karyawan. Pekerjaan pemanenan daun serai wangi, dikerjakan sepenuhnya oleh karyawan. Selanjutnya hasil panen daun serai wangi dibawah ke desa Tanjung Kemala untuk dilakukan penyulingan minyak serai wangi. Alat transportasi yang digunakan mobil truk, milik Usaha Tani Luhur.
Puncak produksi serai wangi
Dari tahun 1962 s.d. 1964 produksi daun serai wangi sangat melimpah. Cara panen daun serai wangi antara petak-petak yang dengan satu menunggu 3 bulan. Ayahanda kami, menceritakan betapa bahagia beliau saat itu. Kakah Iskandar sebagai anak tertua saat itu pergi kesekolah sudah menggunakan sepatu kulit dan memakai topi seperti helm yang didalam ada gabusnya. Saat itu pada tahun tersebut, tidak sembarang orang yang dapat memakai alat kaki. Apalagi kami cuma tinggal di desa kecil.
Seiring dengan lancar produksi minyak Serai Wangi, perekonomian keluarga kami jadi semakin mapan. Mungkin diatas rata-rata penduduk desa Jiwa Baru saat itu. Banyak sanak saudara keluarga yang sering datang kerumah keluarga kami. Itulah mungkin merupakan puncak kesuksesan ayahanda kami sebagai petani Serai Wangi. Saat itu siapa yang tidak kenal dengan ayahanda kami, beliau sering dipanggil dengan pak Beruhim. Padahal nama adalah Ibrahim.
Alat Penyuling terbakarSebagai mana cuaca dimuka bumi ini, selalu silih berganti. Hari ini cerah, besok mendung. Begitupun usaha ayahanda kami, ketika sedang mencapai puncaknya. Daun serai wangi melimpah untuk dipanenm penjualan minyak serai berjalan lancar. Minyak serai wangi dapat dijadikan minyak gosok tubuh dan tambahan sabun wangi.
Dia akhir tahun 1964, alat penyuling minyak serai wangi dibakar orang. Ayahanda kami, sangat risau saat itu. Beliau sangat tertekan. Beberapa tahun sebelum nya, kebun karet dibakar orang. Sekarang alat penyuling, dibakar orang. Pada tahun 1982, aku bertanya kepada ayahanda kami. "Siapa yang membakar alat penyuling daun serai wangi tersebut? Dan apa motifnya, dendamkah atau sekedar benci terhadap kesuksesan usaha ayahanda"? Beliau tidak menjawab, aku lihat wajah saat itu hanya membisu. Ibunda kami, menimpali "penyulingan daun serai wangi itu memang dibakar orang, tapi tidak tahu motifnya dan siapa yang membakarnya. Dalam bahasa Lubai "Alat penyuleng daun Sehai Jambi ditunu jeme, tapi dekde pedie tujuan dan sape jeme ye nununye".
tidak berproduksiAkibat alat penyulingan daun serai wangi di desa Tanjung Kemala, habi terbakar, makan kebun
Serai Wangi keluarga kami ini tidak lagi dapat memproduksi minyak Serai
Wangi. Dengan tidak berproduksi minyak wangi lagi, maka berkuranglah nilai ekonomisnya.
Ada
rasa sedih dihati ini, setiap aku ikut ayahanda pergi ke kebun serai
wangi. Hamparan hijau daun serai wangi terbentang diatas Bukit Jehing.
Didalam kehidupan ini, silih bergantinya rasa suka menjadi rasa duka,
ada tawa ada pula tangis. Begitupun yang terjadi pada keluarga kami.
Tahun 1971 Paman Muhammad Tauzi bin Haji Muhammad Dum dan Paman Dani Pasirah Rambang Kapak tengah 2 yang berdomisili di Tanjung Rambang, berkunjung kerumah keluarga kami. Beliau berniat hendak melihat areal pertanian kebun serai wangi milik keluarga penulis. Aku diperintahkan oleh ibunda kami untuk mengantarkan mereka berdua pergi ke kebun serai wangi.
Kami bertiga pergi ke Bukit Jehing,
melihat-lihat kondisi tanaman serai wangi. Paman Dani, berencana akan
mengelola
kebun serai wangi ini, agar berproduksi kembali. Akan diadakan kembali
alat penyulingan, sehingga daun serai wangi dapat diproduksi menjadi
minyak serai wangi. Namun sampai
tulisan ini dibuat, tidak ada tindak lanjut dari rencana
tersebut.
Walaupun kami telah berdomisili di Provinsi Lampung, namun keberadaan tetap kami pantau. Keberadaan kebun Serai Wangi ini masih dapat dipertahankan. Di Akhir tahun 1983, ayahanda kami menyampaikan niatnya kepada kami anak-anaknya. "Alangkah baiklah kalau kebun serai wangi di Bukit Jehing diurus kembali. Alat penyulingan daun serai wangi, kita beli. Oleh sebab itu, kita harus pulang kampung ke Kurungan Jiwa. Kita produksi kembali minyak serai wangi,. Pasaran minyak serai wangi saat ini sangat baik"
agar berproduksi
Minyak atsiri merupakan minyak terbang (volatile), hasil metabolit sekunder dalam tumbuhan. Dapat ditemukan di akar, kulit batang, daun, bunga dan bji. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang terbesar di dunia terdapat 40 jenis minyak atsiri yang sudah dikenal, 20 diantaranya adalah minyak potensial yang telah berkembang di pasar serta bernilai ekonomi tinggi. Sementara, masih terdapat sumber-sumber minyak atsiri baru yang terus digali agar beprospek bagi pengguna. Hai ini didukung juga oleh adanya ketersediaan lahan di Indonesia. Salah satu contoh minyak atsiri sangat menjajikan yaitu sereh wangi
Serai wangi (Cymbopogon nardus. L) merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Minyak serai wangi Indonesia dipasaran dunia terkenal dengan nama "Citronella Oil of Java". Volume ekspor minyak serai wangi beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, Pada tahun 2002 mencapai 142 ton dengan nilai 1.066.000 US $ dan pada tahun 2004 sebesar 114 ton dengan nilai ekspor sebesar 700.000 US $ (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2006).
Minyak serai wangi diperoleh dari tanaman serai wangi yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32 - 45%, geraniol 10 - 12%, sitronellol 11 - 15%, geranil asetat 3 - 8%, sitronellal asetat 2 - 4% dan sedikit me-ngandung seskuiterpen serta senyawa lainnya (Masada, 1976). Serai wangi adalah salah satu komoditi atsiri yang sangat prospektif. Permintaan minyak serai wangi cukup tinggi dan harganya stabil serta cenderung meningkat. Uniknya pembudidayaanya tidak terlalu rumit serta tanaman ini dapat hidup dilahan-lahan marginal bahkan lahan bekas tambang.
Manfaat Minyak Serai WangiCitronella essential oil (minyak esensial atau minyak atsiri sereh wangi) telah digunakan selama berabad-abad di Cina, Indonesia dan Sri Lanka untuk mengurangi ruam, inflamasi, infeksi, rasa sakit dan kondisi kesehatan lainnya. Citronella oil memiliki konsentrasi tinggi antioksidan dan fitokimia yang berasal dari batang dan daun sereh wangi (Cymbopogon nardus). Minyak ini banyak digunakan sebagai minyak wangi alami, penolak serangga, serta menjadi bagian dalam produk kecantikan dan rumah tangga.
- Pengusir Serangga Alami. Citronella telah terdaftar sebagai penolak serangga di Amerika Serikat sejak tahun 1948. Citronella bahkan mampu mengusir nyamuk Aedes aegypti, yang menyebarkan "demam berdarah." Menurut beberapa penelitian, Anda perlu kembali mengoleskan citronella oil setiap 30-60 menit untuk mempertahankan efektivitasnya sebagai pengusir serangga. Anda dapat mengkombinasikan citronella oil dengan beberapa tetes minyak kelapa dan mengoleskannya ke tubuh seperti lotion. Cara lain, larutkan beberapa tetes citronella oil dalam botol semport berisi air dan gunakan untuk menyemprot kulit atau pakaian Anda. Menerapkan citronella oil langsung ke tubuh dianggap lebih efektif untuk memerangi serangga dibanding dalam bentuk lilin aromaterapi.
- Anti-inflamasi dan Pereda Nyeri. Karena sifat antioksidan dan kemampuan untuk meningkatkan aliran darah, citronella sering digunakan sebagai pengobatan arthritis alami, khususnya untuk mengurangi nyeri yang terkait dengan masalah ortopedi seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Kombinasikan 2-3 tetes citronella oil dengan carrier oil seperti minyak kelapa dan pijatkan ke sendi dan otot yang bengkak, atau berendam dalam air citronella hangat untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
- Mengurangi Stres. Citronella oil (minyak sereh wangi) bermanfaat menenangkan pikiran dan berkontribusi mengurangi stres serta membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Anda bisa mendifusikan di rumah, memijatkan ke kulit atau menyemprotkannya ke sprei tempat tidur.
- Membantu Pencernaan. Citronella mendukung organ pencernaan dengan mengurangi peradangan dan membantu detoksifikasi hati, perut dan usus. Senyawa tertentu dalam citronella mencegah pertumbuhan bakteri dalam saluran pencernaan dan mempercepat penyembuhan penyakit serta luka. Minyak ini juga mampu membunuh organisme (parasit atau cacing) dalam usus kecil dan besar. Anda bisa menelan citronella oil dalam jumlah kecil untuk memberi perlindungan terhadap leaky gut syndrome (sindrom usus bocor), penyakit autoimun, infeksi pada usus, saluran kencing, kandung kemih, saluran pencernaan, prostat, dan ginjal.
- Melancarkan Detoksifikasi. Memiliki sifat sebagai agen diaphoretic (merangsang keringat) dan agen diuretic (merangsang berkemih), citronella dapat membantu upaya mengeluarkan racun dari tubuh. Minum satu sampai dua tetes citronella essential oil murni dengan madu dan lemon serta air hangat dapat meningkatkan peluruhan kelebihan lemak, sodium, asam urat dan racun.
- Pengharum Alami. Karena memiliki aroma bersih dan segar, mirip aroma lemon atau lemongrass, citronella merupakan bahan yang umum ditemukan dalam sabun, lilin, dupa, parfum dan kosmetik. Anda dapat menghilangkan bau di rumah, pencuci piring, kulkas dan mesin cuci dengan mendifusikan atau menyemprotkan citronella oil yang telah dilarutkan dengan air.
- Melemaskan Otot. Citronella oil (minyak sereh wangi) membantu meningkatkan aliran darah sehingga menurunkan kejang otot, nyeri, kram dan pembengkakan. Coba pijatkan citronella oil yang telah dicampur dengan carrier oil ke otot yang sakit atau ke daerah perut untuk meredakan kram PMS.
- Pembersih Dapur. Citronella oil (minyak sereh wangi) terbukti memiliki sifat antijamur dan sifat antibakteri kuat sehingga membantu membersihkan dapur, kamar mandi atau permukaan rumah tangga tanpa perlu bahan kimia. Senyawa dalam minyak ini, termasuk methyl isoeugenol, efektif mengurangi patogen dari makanan dan bahkan bakteri berbahaya.
- Perawatan Kulit Alami. Selain mencegah gigitan serangga, penelitian menunjukkan citronella oil juga bisa membantu menyembuhkan dermatitis, mengobati eksim, memperlambat penuaan kulit, menyembuhkan bekas gigitan serangga dan mengobati infeksi jamur pada kulit. Minyak ini juga mampu mempercepat penyembuhan luka, dan mungkin bermanfaat menanggulangi jerawat, menyingkirkan kutil, mengobati bisul dan menyembuhkan bintik-bintik pada kulit terkait usia. Menggunakan citronella oil juga dapat membuat kulit tampak muda dan halus dan bahkan mengurangi kerusakan akibat paparan sinar matahari. Kombinasikan sejumlah kecil citronella oil dengan minyak kelapa dan pijatkan ke wajah, atau tambahkan 1-2 tetes pada air mandi atau air pencuci wajah. Sebagai obat rumah untuk jerawat, cobalah mengoleskan satu tetes citronella essential oil murni pada jerawat tiga kali sehari. Pastikan menggunakan kapas steril.
- Menenangkan Hewan Peliharaan. Walaupun terdengar aneh, citronella oil (minyak sereh wangi) efektif menenangkan anjing yang selalu menggonggong. Selain itu, menyemprotkan citronella pada furnitur atau sprei akan membuatnya bebas dari bakteri, hama dan bau. Tambahkan beberapa tetes ke botol semprot bersama dengan air, kocok, dan semprotkan ke seluruh rumah dan barang-barang rumah tangga.
- Shampo dan Conditioner Alami. Salah satu penggunaan paling populer citronella oil (minyak sereh wangi) adalah sebagai pembersih sekaligus kondisioner rambut. Minyak ini dapat membantu menghilangkan kelebihan minyak pada rambut sekaligus memerangi ketombe dan membuat rambut bersinar. Banyak orang juga merasa citronella oil menambah volume pada rambut, mencegah kusut dan membantu melindungi warna rambut dari kerusakan akibat matahari. Tambahkan beberapa tetes ke shampo atau conditioner, atau buat resep buatan sendiri menggunakan cleansing oil seperti minyak kelapa, yang juga bermanfaat bagi rambut.
Diambil Alih
Dilahan
perkebunan Serai Wangi itu, saat ini telah beralih fungsi dan
beralih pengelolanya. Pengolola bekas areal perkebunan Serai Wangi
keluarga
kami itu telah diambil oleh warga desa Jiwa Baru, Kecamatan Lubai,
Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pengambil alihan lahan
perkebunan milik keluarga kami, dengan dalih Program Peremajaan Karet
Rakyat.
Pulang ke Kampung Jiwa Baru
Tanggal 21 September 1987, kami berangkat pulang kampung...! Aku dan ayahanda berangkat pukul 09.00 WIB dari Stasiun Tanjungkarang menuju
Stasiun Prabumulih. Kami berangkat
naik Kereta api Fajar kelas Bisnis.
Stasiun demi stasiun dilewati penulis coba untuk menghapal nama-namanya.
Nama stasiun yang masih ingat yaitu : Stasiun Rajabasa, Stasiun Natar,
Stasiun Kotabumi, Stasiun Blambangan Umpu, Stasiun Martapura, Stasiun
Baturaja, Stasiun Peninjauan, Stasiun Pagar Gunung, Stasiun Tanjung
Rambang, Stasiun Prabumulih.
Tiba di Prabumulih waktu
menunjukkan pukul 20.00 WIB, dari Stasiun kereta api menuju rumah Paman
M. Haris, aku dan ayahanda berjalan kaki. Hal ini kami lakukan,
dikarenakan jarak tempuhnya tidak terlalu jauh. Setelah sampai dirumah
Paman kami beristirahat sebentar, dilanjutkan mandi dan sholat Isyak. Selesai
sholat Isyak, kami dipersilakan makan oleh sepupuku anak paman M.
Haris. Selesai makan malam, mengobrol sebentar akhirnya kami tertidur,
pukul 23.00 WIB.
Tiba di Kampung Jiwa Baru
Tanggal 22 September 1987, kami berangkat ke desa Jiwa Baru. Berangkat dari Prabumulih pukul 09.30 WIB kami naik angkutan umum, sebuah Bus Milik Fantazir bin Fatorrozi. Rute yang ditempuh melalui desa Kayu Ara, Desa Tanjung Kemala sehingga sampai ke desa Jiwa Baru waktu telah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Makan siang dirumah Paman Sukardin dan sholat Zuhur dan sore harinya kami menuju kerumah Ayah mertua Kakak sulung kami. Saat tiba waktu sholat Maghrib kami melakukannya berjemaah di Masjid kebangaan masyarakat Jiwa Baru, yang menjadi imam Kakak Umar Chottob. Kata Ayahanda kami bahwa tanah Masjid ini merupakan wakaf dari Puyang Riamat, dikenal oleh masyarakat setempat Puyang Lebi.
Setelah kami sholat Isyak berjemaah
dilanjutkan dengan makan malam pada pukul 19.30 WIB. Selanjutnya
Ayahanda penulis menyampaikan kepada Ayah mertua Kakak Iskandar, maksud dan
tujuan kami pulang. Kata ayahanda kami "Sehubungan dengan tanah di
Dataran Bukit Jehing, saat ini telah digarap oleh masyarakat Jiwa Baru, maka kami pulang kampung".
Kesimpulan dari obrolan ini adalah besok pagi aku dan ayahanda dianjurkan melihat tanah itu.
Menginventarisir kerugian
Tanggal 23 September 1987, kami berdua 'aku dan ayahanda' menginventarisir tanaman di Dataran Bukit Jehing.
Saat mentari menyinari bumi tempat kelahiranku, kami pergi melihat
tanah yang dibuka oleh masyarakat Jiwa Baru, pukul 08.00 WIB. Ayahanda
naik sepeda motor digonceng oleh April bin Solani. Penulis dengan mengendarai
sepeda milik Kakak Autad. Tiba dilokasi kami memulai menginventarisir
seperti : Kayu dengan diameter 35 centimeter 125 batang, kayu
berdiameter 25 centimter 350 batang, Serai Jambi hanya tersisa
tunggul-tunggulnya saja.
Kami memandang dilahan yang dulunya tumbuh
subur Serai Jambi itu, kini yang nampak hanya warna hitam belaka. Warna
hitam ini terdiri dari sisa pembakaran lahan pertanian seperti kayu dan Serai
Jambi. Semua tunggul kayu kami beri tanda
merah, selanjutnya dengan menggunakan tali kami mengukur areal yang
telah dibuka diperkirakan lebih kurang 70 hektar, dan lahan yang belum
dibuka lebih kurang 30 hektar yang ditumbuhan perdu dan kayu-kayu
pelawan dalam bahasa Lubai...
Kerumah Kepala Desa
Aku dan ayahanda pergi kerumah Kepala Desa Kurungan Jiwa, Kecamatan Rambang Lubai Kabupaten Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan, pukul 19.30 WIB. Ayahanda penulis
mengutarakan maksud dan tujuan kedatangan kami kerumah beliau. Inti
permasalahannya adalah bagaimana penyelesaian areal perkebunan keluarga
besar kami yang saat ini telah dibuka oleh masyarakat Baru Lubai dan
Kurungan Jiwa. Pembukaan lahan pertanian milik keluarga kami, tidak ada pemberitahukan terlebih dahalu.
Penjelasan dari Kepala Desa Kurungan Jiwa, bahwa pembukaan lahan ini merupakan program dari pemerintah Sumatera Selatan, dalam rangka Peremajaan Inti Rakyat atau PIR. Kepala Desa Kurungan Jiwa, memberikan opsi kepada kepada ayahanda penulis, lahan pertanian yang telah dibuka oleh warga desa Kurungan Jiwa dan Baru Lubai akan diganti rugi. Setiap hektar area lahan pertanian bekas kebun 'Serai Wangi' diganti rugi sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu rupiah). Setelah ada tawaran dari Kepala Desa Kurungan Jiwa tersebut, maka ayahanda penulis berpikir sejenak keputusan apa yang akan diambil.
Aku
dan ayahanda berdiskusi diruang tengah kepala desa Kurungan Jiwa.
Bagaimana sikap kami, terhadap tawaran Kepala Desa Kurungan Jiwa.
Apabila ganti rugi sebesar Rp. 100.000,- x 70 hektar maka total ganti
rugi Rp. 7.000.000,- diterima, maka
konsekuensinya kami harus rela melepaskan hak penggunaan tanah warisan
ini. Dan sebaliknya apabila ganti rugi tidak diterima, maka kami
tidak mendapatkan apa-apa dari aspek materil. Sementara warga desa
Kurungan Jiwa dan Baru Lubai, tetap akan meneruskan menanam karet diatas
lahan pertanian bekas kebun serai wangi.
Secara moral mungkin saja warga Kurungan Jiwa dan Baru Lubai merasa menang. Karena mereka mengatas namakan Peremajaan Karet Rakyat. Namun secara hukum, dengan tidak ada kata sepakat antara kami dengan Kepala Desa Kurungan Jiwa, maka hak penggunaan tanah tersebut belum kami berikan. Setelah tidak ada kata sepakat, aku dan ayahanda pamit kepada Kepala Desa Kurungan Jiwa. Kami berdua kembali kerumah Ayahanda mertua Kakak Iskandar, pukul 22.00 WIB.
Tinjauan Peremajaan KaretRasa marah memang membuat tak nyaman. Marah berasal dari emosi yang sangat tinggi terhadap seseorang yang berbuat salah. Disaat marah pasti kita merasa kecewa. Kekecewaan selalu datang pada seseorang atau kelompok yang membuat hati kita tersakiti. Jangankan harta warisan yang diambil, karena ucapan yang terlalu menyindir saja kita bisa tersakiti. Namun, rasa kecewa bukanlah suatu alas an untuk kita harus lemah. Tapi memang sangat sulit untuk dituntaskan. Ketika marah dan kecewa yang menjadi problem, maka selalu saja kita terserang berbagai penyakit seperti galau, sakit hati, gelisah, badmood dan sebagainya. Rasa itu, menimpa pada diriku yang lemah ini. Aku ini bukanlah siapa-siapa. Bisa jadi andaikan aku berpangkat tinggi, tanah warisan keluarga kami tidak akan diambil alih. Kadang kala saya merasa bodoh, tidak bisa mempertahankan harta warisan.
Perkebunan Inti Rakyat (PIR) adalah pola pengembangan perkebunan rakyat di wilayah lahan bukaan baru dengan perkebunan besar sebagai inti yang membangun dan membimbing perkebunan rakyat disekitarnya sebagai plasma dalam suatu sistem kerjasama yang saling menguntungkan, utuh dan berkelanjutan. Perkebunan inti rakyat merupakan salah satu bentuk dari pertanian kontrak (bahasa Inggris: contract farming). Perkebunan inti sering dikombinasikan dengan program transmigrasi, seperti di Indonesia dan Papua Nugini, untuk tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, karet, teh, dan lainnya. Pembangunan sarana pengolahan serta fasilitas umum seperti jalan, sekolah, rumah ibadah, klinik, dan lainnya termasuk dalam proyek perkebunan inti rakyat.
Demikian, cerita cerewet ke dua ini, sebuah momen yang membuat hati ini remuk, rasanya sulit untuk dituliskan di lembar blog ini.. Memang hidup kadangkala, kita harus cerewet. Dalam beberapa orang mungkin tidak menyadari dampak negatif dari sifat cerewet mereka. Jika Anda merasa ter pengaruh oleh sifat cerewet seseorang, mungkin ada baiknya untuk berbicara terbuka dan jujur tentang perasaan Anda.
Salam interaksi.
Post a Comment