Cerdas 08
bekarang ikan gabus
Cerdas
08 merupakan Cerita Ladas, tentang bekarang Ikan. Air surut, fenomena
alam yang menciptakan pemandangan unik di sepanjang sungai. Cerita ladas ke empat ini,
tidak akan membahas berbagai aspek memancing di air surut, namun saya menceritakan menangkap ikan di kolam yang dikeringkan, dalam bahasa Lubai disebut "Bekarang Ikan".
Makna: bekarang ikan bukan hanya sekadar menangkap ikan, tetapi juga
merupakan wujud syukur atas karunia kolam dan bentuk penangkapan ikan yang nyaman dan aman.
Lokasi: tradisi ini umumnya dilakukan di sungai, lebak, atau danau yang menjadi sumber mata pen caharian masyarakat. Kami berkarang di sungai kecil yang kami bendung, sehingga menjadi kolam keluarga kami. Pada tengah perkebunan kopi, Talang Sekampung, desa Air Naningan, kecamatan Pulau Panggung, kabupaten Lampung Selatan, provinsi Lampung.
Pelaksanaan: Saat saya liburan sekolah pembagian rapor. Untuk memanfaatkan waktu, ayahanda kami mengajak menangkap ikan di kolam.
Lokasi: tradisi ini umumnya dilakukan di sungai, lebak, atau danau yang menjadi sumber mata pen caharian masyarakat. Kami berkarang di sungai kecil yang kami bendung, sehingga menjadi kolam keluarga kami. Pada tengah perkebunan kopi, Talang Sekampung, desa Air Naningan, kecamatan Pulau Panggung, kabupaten Lampung Selatan, provinsi Lampung.
Pelaksanaan: Saat saya liburan sekolah pembagian rapor. Untuk memanfaatkan waktu, ayahanda kami mengajak menangkap ikan di kolam.
ikut bekarang ikan
Ayahanda kami dan ketiga anak laki-lakinya, Iskandar, Amrullah, dan Mustaqim, berdiri di
tepian kolam yang sedang dikeringkan. Kami bersiap untuk menangkap ikan gabus dan ikan lainnya yang terperangkap di dalamnya. Kolam
yang biasanya penuh air itu kini terlihat seperti ladang lumpur, dengan
ikan-ikan yang berusaha mencari tempat yang lebih dalam untuk
bersembunyi.
Ayahanda kami memberi aba-aba kepada anak-anaknya untuk mulai mencari ikan. Iskandar, yang paling besar, langsung terjun ke lumpur dan mulai mencari
ikan gabus yang tersembunyi di antara ta naman air yang mati. Amrullah dan Mustaqim mengikuti jejak kakak sulung kami, sementara Ayahanda kami mengawasi dari tepi
kolam.
Setelah
beberapa saat, Iskandar berteriak, "Ebak, aku dapat satu!" Ayahanda kami membantu Iskandar (kakak sulung) menarik ikan gabus yang cukup besar ke darat. Amrullah dan Mustaqim juga berhasil menangkap beberapa ekor ikan gabus, dan mereka semua
sangat gembira. Saya mendapatkan ikan-ikan gabus itu tergeletak didalam lumpur, ditepian kolam.
Setelah
beberapa jam, kolam hampir kering dan mereka berhasil menangkap banyak
ikan gabus. Ayahanda kami tersenyum bangga melihat anak-anaknya bekerja sama
dan menikmati kegiatan ber sama. Mereka semua memutuskan untuk membawa
pulang hasil tangkapan mereka untuk dimasak dan disantap bersama
keluarga.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan mereka makanan yang lezat, tetapi juga kenangan indah yang akan kami simpan selamanya. Oleh karenanya, saya menuliskan cerita ladas didalam blog ini.
catatan penting
Ikan gabus adalah sejenis ikanbuas yang hidup di air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di pelbagai daerah: aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.),
Sisi atas tubuh --dari kepala hingga ke ekor-- berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Momen menangkap ikan di kolam ini, bukan hanya tentang mendapatkan ikan, tapi juga tentang belajar kesabaran, menikmati proses, dan menghargai kebersamaan keluarga. Sebuah pengalaman yang akan selalu terkenang.
Salam interaksi.
Post a Comment