Cerdas 03
BEKARANG IKAN di air lawu-lawu
Tanggal 20 Juli 1976, Hari Rabu
Cerdas 03 merupakan Cerita Ladas, tentang bekarang Ikan. Air surut, fenomena alam yang menciptakan pemandangan unik di sepanjang sungai, juga menjadi surga bagi para pemancing. Memancing di air surut menawarkan pengalaman yang berbeda, tantangan yang menarik, dan kepuasan tersendiri saat berhasil menaklukkan kondisi yang tidak selalu mudah.
Cerita ladas ini, tidak akan membahas berbagai aspek memancing di air surut, namun tradisi masyarakat desa Jiwa Baru - Lubai yaitu : Bekarang Ikan. Dalam rangka men -sukseskan acara pernikahan Kakak sulung kami pada akhir
bulan Juli 1976, sanak keluarga bahu membahu mem berikan bantuan kepada
kami.
Baik moril dan materil, sanak saudara begotong royong. Saya mengamati, mereka bersatu padu memberikan kontribusinya masing-masing. Salah seeorang saudara sepupu ayahanda kami dari desa Gunung Raja - Lubai, menjual seekor Sapi Jantan ukuran besar, dengan harga yang murah. Kakek Haji Muhammad Dum memberi seekor kambing Jantan.
Makna: bekarang ikan bukan hanya sekadar menangkap ikan, tetapi juga
merupakan wujud syukur atas karunia sungai dan bentuk penghormatan
kepada leluhur yang meawariskan tempat ini.
Lokasi: tradisi ini umumnya dilakukan di sungai, lebak, atau danau yang menjadi sumber mata pen caharian masyarakat. Kami berkarang di sungai kecil bernama "Lawu-lawu" jika dibaca secara cepat : Lau-lau. Kemungkian asal mula penamaan sungai ini, dulu sanak keluarga yang suka melau-lau atau bahasa keren jalan-jalan, gitu.
Pelaksanaan: Biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah musim panen atau saat air surut, dengan menggunakan alat-alat tradisional. Kamipun begitu, bekarang ikan disaat air sedang surut dan adanya hajatan kakak sulung kami akan menikah.
Lokasi: tradisi ini umumnya dilakukan di sungai, lebak, atau danau yang menjadi sumber mata pen caharian masyarakat. Kami berkarang di sungai kecil bernama "Lawu-lawu" jika dibaca secara cepat : Lau-lau. Kemungkian asal mula penamaan sungai ini, dulu sanak keluarga yang suka melau-lau atau bahasa keren jalan-jalan, gitu.
Pelaksanaan: Biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, seperti setelah musim panen atau saat air surut, dengan menggunakan alat-alat tradisional. Kamipun begitu, bekarang ikan disaat air sedang surut dan adanya hajatan kakak sulung kami akan menikah.
ikut bekarang ikan
Saudara-saudara kami dari desa Kurungan Jiwa, tidak mau berpangku tangan saja mereka menawarkan jasa untuk bekarang Ikan di Tebat/Balong sungai Lau-lau desa Kurungan Jiwa Kecamatan Lubai (dahulu Kecamatan Prabumulih) Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Tebat Lau-lau ter letak Tambak Lau-lau, kurang lebih 2 KM dari desa. Untuk menuju kesana, kami harus menelusuri jalan setapak.
Saudara-saudara kami dari desa Kurungan Jiwa, tidak mau berpangku tangan saja mereka menawarkan jasa untuk bekarang Ikan di Tebat/Balong sungai Lau-lau desa Kurungan Jiwa Kecamatan Lubai (dahulu Kecamatan Prabumulih) Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Tebat Lau-lau ter letak Tambak Lau-lau, kurang lebih 2 KM dari desa. Untuk menuju kesana, kami harus menelusuri jalan setapak.
Saat bekarang ikan ini, saya masih duduk dikelas II SMP Negeri Talang Padang, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Saya tidak boleh ikut bekarang ikan, sanak saudara menghawatirkan akanmendapat bahaya. Namun sebagi anak remaja seperti saya, larangan seperti tidak menjadi takut. Saya inginikut bekarang ikan, saya ingin menangkap ikan di tebat nenek moyang kami tersebut. Para sanak saudara yang sudah berpengalaman menangkap ikan di tebat, khawatir jika penulis dipatil duri ikan Lele dan ikan Baung.
Ketika kami sampai ditempat, acara bekarang ikan segera dilaksanakan. Air tambak lebih kurang kedalaman hanya 1 M saja. Sayapun merasa gembira ketika berhasil menangkap seekor ikan yang agak besar. Dikarenakanaya belum punya pengalaman menangkap ikan di tebat, maka ketika hendak menangkap seekor ikan Baung tanpa diduga patilnya menancap ditangan penulis. Akibatnya tangan penulis mengeluarkan darah, disertai sertai rasa sakit dan tangannya langsung membengkak.
Kena patil baung
Kena patil ikan Baung ini, sungguh merupakan pengalaman yang tidak biasa terlupakan. Karena saat itu badan saya, jadi panas dingin. Memang benar kata pepatah lama, jangan melanggar larangan - nanti mendapatkan bahaya. Hal ini, terjadi bagi saya.
Para pembaca budiman, hati-hati jika menangkap ikan yang ada patilnya. Rasa sakit akibat tertusuk patil (duri) ikan baung, yang dikenal dengan sebutan "patil baung", bisa terasa seperti sengatan yang menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan pada area yang terkena. Racun pada patil ikan baung dapat memicu rasa sakit yang mirip terbakar, dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan nekrosis jaringan (kematian sel)
Demikian, cerita bekarang ikan ini. Semoga menjadi hiburan, dikala suntuk.
Salam interaksi.
Post a Comment