Header Ads

Cersan 03

Media dibuat oleh meta.ai

Enggang lalu ranting patah

Enggang, Rangkong, Julang, Kangkareng (bahasa Inggris: Hornbill) adalah sejenis burung yang mempunyai paruh berbentuk tanduksapi tetapi tanpa lingkaran.Ada sebuah pribahasa lama, Enggang lalu ranting patah bermakna : sebab yang secara kebetulan meninggalkan akibatnya. Dapat juga ber makna seseorang yang tidak berbuat suatu kesalahan, tetapi pada waktu terjadi suatu kejahatan ia yang dituduh berbuat kesalahan itu. 
 
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan sebagai suatu per umpamaan yang mempunyai arti suatu sebab yang secara kebetulan meninggalkan akibatnya.

Pribahasa lama

Pribahasa lama atau pepatah Enggang lalu Ranting patah, serung diucapkan ayah kami Ibrahim bin Haji Hasan bin Aliakim bin Sinar bin Riamad bin Natakerti. 
 
Enggang lalu ranting patah" kemungkinan besar merujuk pada pepatah dalam bahasa Melayu yang arti nya "orang yang tidak pernah terlibat dalam kejahatan, kebetulan berada di tempat terjadinya kejahatan, tentu dia dicurigai meskipun tidak melakukannya". Pepatah ini menggambarkan situasi di mana se- orang yang memiliki catatan masa lalu, meskipun tidak bersalah dalam suatu kejadian, tetap menjadi sasaran kecurigaan. 

Ayahanda kami selalu berpesan kepada saya, hati-hati didalam meniti kehidupan ini. Jangan sampai kita tidak berbuat jahat apa-apa, namun dicurigai oleh masyarakat. Dikarenakan beberapa hal perkara, laksana pepatah, 'Enggang lewat, ranting patah.'
 
Matinya anak Raja
 
Konon dahulu kala, di negeri antah berantah, suatu hari lewat anak Raja melalui sebatang pohon yang rimbun, cabang-cabangnya banyak dan daun lebat. dan  Begitu itu burung Enggang terbang ada ranting di dahan pohon tersebut yang patah, jatuh meluncur ke bawah. Sementara rupanya ada anak raja yang beristirahat di bawah pohon itu. Karena kecapaian berburu, dengan diiringi oleh para pengawal, dia tertidur lelap. Ranting jatuh itu menimpa si anak raja, ketimpa ranting itu tiba-tiba si anak raja mati, sebelumnya masih segar bugar.

Atas kenyataan itu, maka si burung Enggang-lah, dianggap sebagai penyebab matinya anak raja. Kalaulah Enggang tidak terbang, ranting tidak akan patah. Kalau ranting tidak patah, tentu tidak akan jatuh menimpa sang anak raja. Kalau tidak tertimpa ranting, si anak raja tidak akan mati. Demikian analisis sebab-akibat tentu jangan bicara taqdir, ya. Tentu jangan kaitkan dengan pepatah “sebelum ajal berpantang mati”.

Pepatah ini digunakan untuk mewakili suatu keadaan di mana terjadinya sesuatu seolah-olah disebab kan oleh ulah kejadian yang sebelumnya terjadi. Dikatakan seolah-olah, karena kalau diurut runtut sebabnya bukanlah ulah seseorang atau kejadian itu penyebabnya, tetapi sebenarnya ada sebab lain yang lebih tepat sebagai penyebabnya. Misalnya sang anak raja tadinya sudah mengidap sakit jantung, hanya karena kaget ketimpa ranting, terjadilah gagal jantung menyebabkan kematiannya. Banyak per soalan yang belum terpecahkan.
 
Tahukah pembaca dimana letak negeri antah berantah itu? "Negeri Antah Berantah" adalah sebuah ungkapan dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada tempat yang jauh, tidak jelas, atau tidak dikenal.

enggang pejelajah rimba

Pada tahun 1972 didekat sungai Sekampung bagian hulu, talang Lubai Rambang, desa Air Naningan, kecamatan Pulau Panggung, kabupaten Lampung Selatan, provinsi Lampung. Saya sering melihat Burung Enggang terbang.

Panjang burung Enggang ini sekitar 60 cm, bila ditambah dengan panjang bulu bisa mencapai 160 cm. Burung ini bisa ditemukan di Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan beberapa Sumatera. Adapun Ciri khas burung Enggang gading bila terbang mengeluarkan bunyi hempasan sayap. Burung Enggang gading juga suka bertengger di pohon yang tinggi dan sering menimbulkan suara yang ramai di tengah hutan.

Sebelum terbang, burung memberikan tanda khusus dengan mengeluarkan suara “gaaak…gaaak…” yang keras. Nyanyian alam ini, mampu memanggil kawan-kawannya yang masih bersembunyi dibalik rimbun pepohonan. Saat terbang, kepakan kedua sayapnya mengeluarkan suara yang dramatik. Meski hidup berpasangan, mereka kerap terbang bersama dalam jumlah cukup besar, sekitar 20-30 ekor. Bisa dibayangkan, betapa riuh suasana saat sekelompok enggang terbang bersama.
 
Momen seperti dapat digambarkan seperti Pertunjukan pesawat udara (atau pertunjukan udara, pameran udara) adalah acara publik yang memamerkan pesawat. Pertunjukan ini sering kali men cakup demonstrasi aerobatik, yang tanpanya disebut "pertunjukan udara statis" dengan pesawat yang diparkir di darat. 
  
Melihat burung-burung Enggang itu terbang, seolah-olah mereka membawa pergi semua beban pikiran ku. Hidup dipedesaan jauh dari keramaian, namun hati bahagia. Pemandangan burung-burung ini membuatku merasa seperti bisa terbang tinggi bersama mereka, mengejar impian.

Seperti kata pepatah, 'Jadilah seperti burung yang bebas terbang, namun tetap memiliki akar yang kuat.' Semoga kita bisa belajar dari burung tentang kebebasan, kekuatan, dan juga ketahanan. Terima kasih sudah membaca, sampai jumpa di artikel selanjutnya!
 
Salam interaksi 

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.