Cersan 05

Burung Pipit nan malang
Burung pipit, seringkali dikenal sebagai hama yang merugikan petani karena kegemaran nya memakan padi, ternyata juga memiliki peran penting dalam ekosistem pertanian. Di satu sisi, serangan burung pipit pada masa generatif padi bisa menyebabkan penurunan hasil panen yang signifikan.
Namun, di sisi lain, burung pipit juga berperan sebagai pembasmi hama alami dengan memakan berbagai jenis serangga yang menjadi hama tanaman padi. Blog ini bertujuan tidak untuk memberikan informasi lengkap mengenai burung pipit. Saya akan menjadikan blog ini, untuk menuliskan Cerita berkesan atau Cersan, tentang burung pipit.
Saya teringat, penggalan syair lagu Nonyon orkes OM. Pengabdian, Pimpinan : Alwi Hasan.
Ini orkes dangdut, nama siburung pipit,
Biduan wanitanya gendut, hai sedikit genit.
Suaranya lembut, persis kue keroket,
Penontonnya ribut, jingkrak-jingkrak joget.
Ini orkes dangdut...
Konon di suatu kawasan sawah, musim kemarau baru saja mulai, seekor burung pipit merasakan tubuhnya kepanasan. Lalu ia mengumpat kepada lingkungan yang tidak bersahabat dengannya, kemudi an ia memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dulu menjadi habitatnya. Ia terbang ke utara, yang konon kabarnya disana udaranya selalu sejuk dan dingin. Ternyata benar, ia mulai merasakan sejuknya udara di utara. Makin ke utara, ia makin merasakan sejuknya udara disana. Ia semakin ber -semangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.
Teperangkap salju
Terbawa oleh nafsu, ia tidak sadar bahwa kepakan sayapnya telah tertempel oleh gumpalan salju. Makin lama makin tebal, dan akhirnya ia terjatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus oleh salju. Sampai ketanah, salju yang menempel di tubuhnya justru semakin tebal hingga akhirnya si burung pipit tidak mampu berbuat apa-apa. Dia menyangka bahwa riwayatnya telah tamat pada saat itu, dan ia merintih sambil menyesali nasibnya.
Mendengar suara rintihan si burung pipit, ada seekor kerbau yang kebetulan melintas dan meng hampirinya. Namun si pipit kecewa, mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Ia pun menghardik si kerbau agar menjauh dan dalam hatinya mengatakan, makhluk yang tolol tidak akan berbuat sesuatu untuknya.
Mendengar suara rintihan si burung pipit, ada seekor kerbau yang kebetulan melintas dan meng hampirinya. Namun si pipit kecewa, mengapa yang datang hanya seekor kerbau. Ia pun menghardik si kerbau agar menjauh dan dalam hatinya mengatakan, makhluk yang tolol tidak akan berbuat sesuatu untuknya.
pertolongan kerbau tulus
Si kerbau tidak banyak bicara. Ia hanya berdiri, lalu ia buang air kecil tepat di atas burung pipit tersebut. Si Pipit makin marah dan memaki-maki si kerbau. Namun, si kerbau tetap diam tanpa bicara sepatah kata. Ia pun maju selangkah, dan membuang kotorannya tepat di atas tubuh si Pipit. Dan seketika, Pipit tidak dapat bicara karena telah tertutup kotoran kerbau, dan si burung pipit mengira dia akan mati karena tidak bisa bernafas.
Namun perlahan-lahan, ia merasakan kehangatan. Salju yang menempel pada bulu-bulunya, perlahan-lahan meleleh oleh hangatnya kotoran kerbau tadi. Kemudian ia dapat bernafas lega dan dapat melihat kembali langit yang cerah.
Pertolongan kucing menipu
Si Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya. Karena mendengar suara nyanyian si burung pipit, ada seekor kucing yang mencari dan menghampiri sumber suara tersebut. Ia mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung pipit, kemudian menimang-nimangnya, menjilati tubuhnya, meng elus, dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu-bulu si burung pipit.
Setelah bulunya bersih, si burung pipit bernyanyi dan menari kegirangan. Ia mengira, telah men dapatkan teman yang baik dan baik hati. Tapi, apa yang terjadi kemudian. Seketika itu juga, dunia terasa begitu gelap baginya. Dan, tamatlah riwayat si burung pipit saat itu.
Dalam kehidupan, tidak semuanya yang nampak jahat itu jahat nyatanya, yang baik itu baik nyatanya. Namun bisa saja berbalik meskipun terlihat elok, karena halaman tetangga yang nampak hijau belum tentu cocok buat kita. Dan yang terpenting, baik buruknya penampilan, jangan digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur. Serta ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan sampai lupa serta ke buru nafsu, agar kita tidak melupakan apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya.
Si Pipit berteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas-puasnya. Karena mendengar suara nyanyian si burung pipit, ada seekor kucing yang mencari dan menghampiri sumber suara tersebut. Ia mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung pipit, kemudian menimang-nimangnya, menjilati tubuhnya, meng elus, dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu-bulu si burung pipit.
Setelah bulunya bersih, si burung pipit bernyanyi dan menari kegirangan. Ia mengira, telah men dapatkan teman yang baik dan baik hati. Tapi, apa yang terjadi kemudian. Seketika itu juga, dunia terasa begitu gelap baginya. Dan, tamatlah riwayat si burung pipit saat itu.
Dalam kehidupan, tidak semuanya yang nampak jahat itu jahat nyatanya, yang baik itu baik nyatanya. Namun bisa saja berbalik meskipun terlihat elok, karena halaman tetangga yang nampak hijau belum tentu cocok buat kita. Dan yang terpenting, baik buruknya penampilan, jangan digunakan sebagai satu-satunya tolak ukur. Serta ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan sampai lupa serta ke buru nafsu, agar kita tidak melupakan apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan, cerita ini telah selesai. Saya berharap cerita ini dapat memberikan hiburan dan sedikit pencerahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi perbaikan di masa depan. Terima kasih.
Salam interaksi.
Post a Comment