Header Ads

Cergas 01

 Media dibuat oleh meta.ai

Jampiro

Peristiwa ini terjadi di desa Datar Lebuay, kecamatan Air Naningan, kabupaten Lampung |Selatan, provinsi Lampung. Waktu saya masih duduk di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Datar Lebuay. Dikarenakan jarak antara tempat sekolah dengan tempat tinggal orangtua kami 10 kilometer, harus ditempuh dengan berjalan kaki. Maka aku harus bertempat tinggal di -rumah Kepala SD Negeri Datar Lebuay.

Aku berasal dari suku Lubai, merupakan anak suku Melayu Palembang. Dan pak Yono Kepala SD Negeri Datar Lebuay dari suku Jawa. Perbedaan suku tidak menjadi masalah, andaikan saja sudah saling memahami adat istiadat masing-masing. Seperti bahasa, misalnya yang akan aku ceritakan dibawah ini...

Momen Sakit Meriang

Saat itu, hari Minggu di bulan Agustus 1974, kira-kira pukul 09.00 WIB. setelah hampir 2 hari, aku diserang penyakit demam, badanku panas. Aku tiduran diatas amben terbuat dari bambu. Rasa tidak enak makan dan minum menyerangku. Jauh dari orangtua, jika sedang sakit begini membuatku sedih. Mau berobat, tempatnya jauh. Rumah pak Yono terletak di perkebunan kopi, ditepi sungai Sangarus. Jauh dari keramaian, jauh dari rumah tetangga. Rumah tinggal pak Yono, terpencil dari permukiman lainnya, oleh karenanya beliau ingin bertani menanam padi.

Ketika aku sedang, mengerang-erang menahan rasa tidak enak dibadan. Tiba-tiba Bapak Wagiyono, Kepala SD Negeri Datar Lebuay bertanya kepada ku...! Pak Yono 'Am... mengapa tiduran terus" jawabku 'sakit meriang pak'. 'Oh... kalau demam ya sudah, tiduran saja' katanya. Aku merasa senang diperhatikan, sedikit berkurang rasa tidak enak dibadan.

jampiro dikira jampikan 

Beberapa saat kemudian, pak Yono dan temannya, pak Joni, sedang mengobrol asik. Tiba-tiba, saya sebagai salah satu murid mereka, sambil tiduran mendengarkan obrolan mereka. Pak Yono khawatir dan bertanya kepada Pak Joni, "Jampiro mas, bagaimana keadaan Amrullah?" Pak Joni terkejut dan menjawab, "Apa maksudmu Jampiro? Ah, kamu tidak tahu Amrullah sedang sakit?"
 
Pak Yono menjelaskan, "Ya, saya ingin tahu apakah Amrullah di bisa dijampiro kan ke dokter atau tidak?" Pak Joni tertawa dan berkata, "Kamu salah lagi! Kamu tidak perlu bilang 'Jampiro mas', dan Amrullah tidak perlu dijampikan. Yang kamu maksudkan adalah 'Bagaimana keadaan Amrullah?' atau 'Apakah Amrullah perlu dibawa ke manteri?'"
 
Pak Yono tersenyum dan menggelengkan kepala, "Aku salah lagi, ya? Aku hanya ingin membantu Amrullah sembuh." Mereka berdua tertawa dan saya, yang sedang beristirahat di pojok ruangan, membuka mata. 

Tapi setelah, aku tunggu beberapa menit, tidak dilihat oleh teman pak Yono. Aku berpikir, mengapa tidak dijampi-jampi dari tadi. Terus aku perhatikan mereka tambah asik mengobrolnya. Aku tambah menjadi binggung, dikarenakan tidak dilihat, tidak dipegang badanku panas atau tidak. Dan tidak pula dijampi...!

Waktu itu sesungguhnya aku tidak mengerti bahwa kata Jampiro itu maksudnya jam berapa...? Aku pikir, teman pak Yono mengatakan Jampi kan mas...

Atas Kejadian ini sampai sekarang masih teringat dan selalu menjadi kisah lucu bagi aku. Jampiro dikira jampikan...!

Demikian, cerita lucu dikarenakan tidak paham makna kata Jampiro. Semoga ada manfaatnya. Mari dukung selalu blog ini, agar saya semangat menulis cerita.

Salam interaski. 

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.