Header Ads

Cergen 02

 Kayu Sandals & Kelly Sales & Katie Auben Wedge Sandal
 
Selamat datang di cerita legenda! Kali ini, kita akan membahas cerita rakyat yang sangat populer, yaitu Legenda Terompah Puyang. Diantara beragam versi Cerita tentang Legenda Terompah Poyang, maka kami ingin menuliskan kembali cerita rakyat dari desa Jiwa Baru (Baru Lubai dan Kurungan Jiwa) Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan. Tulisan ini hanya sebatas kemampuan pengetahuan yang kami miliki saja, bukan untuk di perdebatkan dikemudian hari. Apabila ada pembaca yang lebih memahami tentang Legenda ini, kami persilahkan untuk memberikan koreksinya.

Dikisahkan pada dahulu kala nenek moyang Desa Kurungan Jiwa dan Baru Lubai baca "Jiwa Baru" terdiri dari orang yang sakti mandra guna. Sumpahnya dapat menjadi kenyataan, hal ini sesuai dengan kondisi dan tradisi saat itu bahwa masyarakat Lubai saat itu lebih mengutamakan kekayaan bathiniah daripada lahiriah. Sumber Legenda Terompah Poyang dari ayah kami Muhammad Ibrahim bin Haji Hasan yaitu pada saat kami masih bertempat tinggal dikampung halaman "desa Baru Lubai" 
 
Hampir sering terdengar, kedua orang tuaku tercinta menceritakan bahwa ada seorang puyang yang rajin ibadah di Masjid, dan entah dikarenakan beberapa hal penyebabnya, beliau pernah kehilangan terompah kayunya yang biasa digunakan untuk pergi ke Masjid.

Terompah Kayu Poyang

Pada suatu ketika, diceritakan bahwa terompah Kayu milik Puyang yang sering digunakan untuk ke Masjid di desa Baru Lubai, diambil oleh seseorang.Ayah kami menggambarkan kejadian, suatu hari setelah Puyang telah melaksanakan Ibadah di Masjid beliaupun hendak pulang kerumah. Namun, sejauh mata memandang, terompah baca "Terumpah Kayu" yang semula diletakkan ditempatnya, rahib entah hilang kemana. Puyangpun mencari kesana kesini, tidak juga berhasil menemukannya. Beberapa saat hal itu dilakukan oleh Puyang, namun Terompah kayu tidak juga diketemukan.

Dikarenakan kehilangan "Terumpah Kayu" beberapa saat Puyang berfikir siapa yang berani mengambil terompah. Lalu sebaiknya, dengan cara apa dan bagaimana sepantasnya, memberikan pembelajaran pada seseorang yang telah kurang sopan kepada puyang. 
 
Legenda sumpah moyang menjadi cerita turun-temurun desa jiwa baru dan kurungan jiwa, yang menakutkan sekaligus sakral.
 
Kutifan Sumpah Puyang Berdasarkan cerita kedua orang tuaku akhirnya Puyang itu mengeluarkan sumpah yang dikenal seluruh masyarakat Baru Lubai dan Kurungan Jiwa (Jiwa Baru) sebagai berikut :

Dengan ini aku membuangkan mumbang Niuh ke Batangakhi Lubai, ini akibat ade sanak keluarge yang durhake, dikde menghargeiku. Make dengan ini aku sumpahkan kepade yang lah ngambek Terompah kayuku, dan seluruh masyarakat duson Baru Lubai dan Kurungan Jiwa, sape bai yang tinggal diduson ini die akan menghasekan kehidupannye lok-lok mumbang Niuh di Batangakhi Lubai ini, kadang timbul, kadang tenggelam.

Catatan penting :
 
Sumpah Puyang ini, beberapa generasi memang nampaknya jadi kenyataan. Entah dikarenakan faktor keampuhan sumpah Puyang ataupun karena faktor lain. Dulu kehidupan di desa Jiwa Baru sangat memprihatikan. Bahkan ada ungkapan bahwa jeme Baru Lubai dan Kurungan Jiwe adalah Alai berete (Kaye), berite juge mati mude, banyak rite banyak bini, banyak rite lupe diri.

Keampuhan sumpah Puyang itu saat ini, mungkin telah sirna kondisi masyarakat Jiwa Baru, sudah lebih baik dari beberapa generasi yang lalu. Perekonomiannya sudah baik seiring dengan harga Getah Karet yang mahal. Pola pikir masyarakat Jiwa Baru, menuju suatu perubahan kearah kehidupan yang modern. 

Demikian, Cergen atau cerita legenda terumpah puyang lengget. Semoga ada manfaat untuk sanak saudara, dimanapun berada saat membaca tulisan.
 
Salam interaksi. 

Tidak ada komentar

Cerewet 11

  Kejadian lucu itu masih teringat jelas sampai sekarang. Saat itu tahun 2019, kami sekelompok teman memutuskan untuk berkunjung ke Bantul...

Diberdayakan oleh Blogger.