
Dari perantauan ini, saya belajar
banyak tentang arti kehidupan, tentang kekuatan diri sen diri, dan
tentang betapa berharganya keluarga dan kampung halaman. Semoga cerita
ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang pengalaman merantau. Jangan
pernah menyerah pada mimpi, dan selalu ingat untuk tidak melupakan
akar.
Cerper atau cerita pergi merantau. Jika pulang kampung, maka akan ada kembali ke tanah perantauan. Setiap momen ada cerita dan setiap ada momen-nya. Mari ikuti cerita ini, dengan santai, sambil duduk dilantai, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah Ta'ala.
Setelah menghabiskan waktu 2 hari di kampung halaman desa Jiwa Baru - Lubai, akhirnya tiba saatnya untuk kembali ke kota. Perasaan campur aduk menyelimuti hati, kok bisa ya. Ada keharuan berpisah dengan sanak keluarga, tapi juga semangat untuk kembali bekerja dan mengejar mimpi di kota.
Perjalanan pergi merantau ke delapan, dengan menumpang kendaraan roda empat dikemudikan oleh teman kami
Zikriadi. Pemandangan kebun sawit yang hijau perlahan berganti dengan kebun karet. Penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki cerita pulang kampung yang berbeda-beda, namun perasaan rindu dan kenangan indah di kampung biasanya menjadi
benang merah yang menghubungkan semua cerita tersebut
Kami berpamitan kepada kedua
mempelai dan keluarga, untuk kembali keperantauan kota Bandar Lampung,
pukul 13.00 WIB. Kendaraan melaju dengan kecepatan rata-rata 70
kilometer perjam, kondisi jalan mulus sehingga kendaraan yang kami tumpangi berjalan lancar.
Beberapa desa dan kota kami lewati rute jalan lintas Sumatera :
- Pagara Gunung,
- Beringin,
- Aur,
- Karang Agung,
- Lecah,
- Lubuk Batang,
- kota Baturaja,
- Martapura,
- Padangratu,
- Bukit
Kemuning,
- Kotabumi,
- Gunung Sugih,
- Bandar Jaya, Natar
- Tugu Raden
Intan tepat pukul 20.00 WIB.
Tiba kembali dirumah, pukul 20.20 WIB. Ada cerita penting yang ingin kami bagikan adalah momen perjalanan pergi merantau kedelapan ini merupatakan. Suatu perjalanan yang melelahkan fisik, namun sungguh menyenangkan hati.Itulah sedikit cerita dari kami pergi ke tanah perantauan. Banyak hal yang ingin diceritakan, namun mungkin tidak
cukup untuk menulisnya di sini. Semoga cerita ini bisa sedikit menghibur dan
memberi kan semangat. Sampai jumpa di lain waktu!
Salam interaksi.
Post a Comment